Fosil, Jejak Makhluk Hidup Masa Lampau

Rahmat
berkunjung ke sebuah museum purbakala. Di sana ia melihat berbagai
peninggalan jaman dulu. Satu yang menarik perhatiannya yaitu beberapa
bentuk makhluk hidup yang sudah membatu. Menurut petugas museum, benda
inilah yang diseb

ut fosil. Rahmat pun penasaran, apa sih fosil itu?
Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi
batu atau mineral. Istilah ‘fosil’ berasal dari bahasa Latin, ‘fossa’
yang artinya ‘menggali keluar dari tanah. Fosil dapat digunakan untuk
meneliti umur makhluk hidup yang hidup di masa lampau.
Fosil yang paling banyak ditemukan adalah kerangka yang tersisa
seperti cangkang, gigi, dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang
ditemukan.
Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu arkeologi.

Proses
terbentuknya fosil disebut fosilisasi. Fosilisasi merupakan proses
penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen
atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh,
sebagian ataupun jejaknya saja.

Pembentuknya
fosil memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun. Organisme, bisa
binatang maupun tumbuhan, terkubur dalam lingkungan yang bebas oksigen.
Kebanyakan fosil terbentuk di dasar danau, sungai atau laut, dimana
pasir dan lumpur bisa dengan cepat menutup organisme yang mati dan mulai
mengawetkannya. Apabila binatang mati di daratan kering, kemungkinan
besar mereka akan membusuk begitu saja.
Beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain; organisme
mempunyai bagian tubuh yang keras, telah mengalami pengawetan, terbebas
dari bakteri pembusuk, terjadi secara alamiah, mengandung kadar oksigen
dalam jumlah yang sedikit, dan telah berumur lebih dari 10.000 tahun
yang lalu.
Sumber : Adzkia.com
No comments:
Post a Comment