Benda-benda angkasa selalu menarik untuk diteliti. Berbagai wahana luar angkasa telah dikirim oleh manusia demi memenuhi rasa keingintahuan mereka. Nah, salah satu benda angkasa yang belum banyak diteliti adalah asteroid, sekumpulan batu-batu angkasa yang mengorbit matahari di antara orbit Mars dan Yupiter. Jepang tercatat sebagai salah satu negara pengirim wahana angkasa ke sabuk asteroid. Wahana angkasa tersebut bernama Hayabusa.
Hayabusa, yang berarti ‘elang penjelajah’, adalah misi angkasa milik Badan Antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency – JAXA). Misi angkasa ini tak berawak, artinya pesawat dikirim ke luar angkasa tanpa astronot, namun dikendalikan langsung dari bumi. Misi Hayabusa adalah mengambil contoh batuan dari asteroid kecil bernama 25143 Itokawa. Asteroid ini mengorbit dekat bumi dan berukuran 300 x 700 km). Sampel yang berhasil diambil dibawa kembali ke bumi untuk dianalisis.
Wahana angkasa Hayabusa diluncurkan pada 9 Mei 2003 dari Uchinoura Space Center. Pesawat ini berukuran 1m x 1.6m x 2m, dengan panel surya sepanjang 5,7 meter. Beratnya 510 kg. Dulunya Hayabusa dikenal sebagai MUSES-C.
Hayabusa membawa sebuah robot pendarat mini bernama Minerva. Robot ini akan dilepas setelah Hayabusa mendarat di asteroid Itokawa. Minerva akan mempelajari bentuk asteroid, putaran, topografi, warna, komposisi, kepadatan, dan sejarah.
Pada November 2005 Hayabusa berhasil mendarat sebentar di Itokawa untuk mengambil 2 sampel. Namun sayang, robot pendarat Minerva gagal dilepaskan. Setelah mengambil sampel, Hayabusa meluncul kembali ke bumi. Setelah melalui perjalanan panjang selama 7 tahun, akhirnya Hayabusa sampai ke bumi pada tanggal 13 Juni 2010. Bagian utama yang dibawa wahana tersebut mendarat di Woomera Prohibited Area, sebuah zona militer yang berjarak 485 kilometer barat laut Adelaide, Australia.
Dengan prestasi ini, Hayabusa menjadi wahana angkasa pertama yang berhasil mendarat di asteroid dan kembali ke bumi.
Sumber : Adzkia.com